Ekspedisi Pendakian Bukit Sirau Ungkap Penyebab Longsor

    Ekspedisi Pendakian Bukit Sirau Ungkap Penyebab Longsor
    UNGKAP PENYEBAB LONGSOR: Tim gabungan dari Kodim 0702/Purbalingga, BPBD Purbalingga, PMI, Polhut, ahli geologi Unsoed dan beberapa masyarakat dari Desa Sirau Kecamatan Karangmoncol saat melaksanakan Ekspedisi Pendakian Bukit Sirau mencari penyebab bencana longsor di daerah tersebut. (Foto: Pendim 0702/Purbalingga)

    PURBALINGGA – Sejumlah personel gabungan dari Kodim 0702/Purbalingga, BPBD Purbalingga, PMI, Polhut, ahli geologi Unsoed dan beberapa masyarakat dari Desa Sirau Kecamatan Karangmoncol, dengan dipimpin Asisten   Perekonomian dan Pembangunan Sekda Purbalingga Drs. Agus Winarno dan Kepala BPBD Purbalingga Umar Fauzi, melaksanakan Ekspedisi Pendakian Bukit Sirau, Kecamatan Karangmoncol, Kabupaten Purbalingga.

    Kegiatan ini merupakan tindak lanjut hasil rapat Forkopimda Kabupaten Purbalingga di bulan Januari 2022, dimana salah satu poin hasil rapat tersebut untuk dapat segera mengetahui penyebab terjadinya bencana tanah longsor yang melanda Desa Sirau beberapa waktu lalu sehingga dapat diambil tindakan pencegahannya.

    Menurut Yanuar Aziz, S.T., M.Eng Dosen Teknik Geologi sekaligus ahli geologi dari Unsoed yang turut dalam kegiatan ini menuturkan jika dari hasil tinjauannya bersama Tim Ekspedisi, ia menyimpulkan sementara bencana tanah longsor yang melanda Desa Sirau dimungkinkan adanya stuktur tanah dan batuan yang tersusun di Bukit Sirau merupakan jenis batuan breksi yaitu batuan sedimen yang terbentuk dari pelapukan batuan beku yang kini mulai lapuk sehingga mudah hancur atau retak tergerus air.

    "Sebagian besar perbukitannya tersusun dari tanah dan batuan breksi yang apabila telah lapuk mudah pecah terkena air dan air lainnya akan meresap mengisi celah di bebatuan tersebut yang akan mendorong terjadinya longsor, hal ini juga terjadi di beberapa alur sungai yang ada di bukit sehingga terjadilah erosi yang mengakibatkan longsor, " katanya, Selasa (15/2/2022).

    Upaya pencegahan jangka menengah, ia juga mengusulkan jika untuk memperkuat struktur tanah agar diperbanyak tanaman yang akarnya dapat mengikat tanah di perbukitan.

    "Struktur bukitnya rata-rata terjal, jadi untuk memperkuat tanah agar tidak mudah erosi perlu diperbanyak tanaman yang akarnya dapat mengikat tanah supaya tidak mudah erosi terbawa arus air, " tegasnya.

    Dipihak lain, Lettu Inf M. Iskandar, Ws. Perwira Seksi Operasi Kodim 0702/Purbalingga yang turut dalam kegiatan ini menegaskan jika hasil dari tinjauan ekspedisi ini nantinya akan dijadikan dasar laporan saat rapat Forkopimda untuk menentukan langkah dan kebijakan dalam mengatasi bencana serupa.

    "Hasil tinjauan akan dilaporkan kepada Bupati saat rapat dengan Forkopimda dan unsur terkait untuk menentukan kebijakan maupun langkah guna mengantisipasi terjadinya bencana serupa, " katanya. (SF)

    Purbalingga Jawa Tengah
    Satria Ferry

    Satria Ferry

    Artikel Sebelumnya

    PTM Terbatas di Purbalingga Digulirkan Kembali

    Artikel Berikutnya

    Pemilihan Ketua DPC PAPPRI Purbalingga,...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Sub Satgas Penyelundupan TNI Gagalkan Berbagai Aksi Ilegal di Perbatasan Wilayah Indonesia
    Kompolnas Awasi Ketat, Polda Jateng Tegaskan Transparansi Kasus Penembakan di Semarang
    Kapusjaspermildas TNI Buka Pertandingan Futsal Antar Staf Umum Mabes TNI Tahun 2024
    Panglima TNI Hadiri Fire Power Demo (FPD) Dalam Latihan Angkasa Yudha 2024
    Pastikan Tepat Sasaran, Tim Wasev Mabes TNI Tinjau Hasil Opster di Kodim 0829/Bangkalan

    Ikuti Kami